A. Macam Situasi Si
Tiap si kecil mempunyai karakteristik perkembanngan yang
berbeda-beda. Untuk memahami bagaimana perkembangan si kecil, juga perlu
dipahami masalah-masalah apa yang dialami si kecil selama perkembangan.
Situasi yang dihadapi si kecil bisa diperhatikan melewati
tingkah laku yang dibuktikan si kecil maupun keluhan-keluhan yang diberi tahu
oleh orang-orang disekitar si kecil.
1. Situasi dalam
Perkembangan Jasmaniah-Motorik
Pertumbuhan si kecil-si kecil pada masa ini berlangsung
lambat apabila diperbandingkan dengan pertumbuhan masa bayi. Pada masa ini
pertumbuhan relatif setara antara berat badan dan tingggi badan. Perkembangan
jasmani yang dialami si kecil akan memengaruhi progres perkembangan motoriknya.
Perkembngan motorik berarti perkembngan penguasaan fisik melewati kesibukan
sentra saraf, urat saraf dan otot-otot yang terkoordinasi.
Berdasarkan Rusda Koto dan Sri Maryati (1994) dalam
perkembangan mungkin ditemukan sebagian hambatan pada naka diantaranya:
a. Gangguan
fungsi pancaindera
Gangguan pancaindera yang banyak memunculkan persoalan pada
si kecil ialah gangguan pada indra penglihatan dan pendengaran.
b. Cacat tubuh
Cacat tubuh lazimnya terdapat pada tangan, kaki atau waajah.
c. Kegemukan
(obesitas)
Kegemukan senantiasa dianggap bahaya pada tingkat umur
manapun. Kegemukan akan berbahaya kesehatan. Kegemukan seringkali kita dapatkan
pada si kecil umur dini, dan orang tua kadangkjala mengizinkan atau malahan
bersuka ria dengan kegemukan si kecil sebab nak nampak lucu dan menggemaskan.
d. Gangguan gerak peniruan (stereotipik)
e. Gejala yang
nampak dari stereotopik ialah gerakan motorik kasar (gross motor movement) yang
tak wajar. Gerakan yang disebabkan sebab kultur namun memiliki pengaruh yang
tak bagus dan seringkali berkepanjangan.
2. Situasi dalam
Perkembangan Kognitif
Kesusahan-kesusahan yang dihadapi si kecil diantaranya; si
kecil susah paham apabila digambarkan sesuatu, lambat dalam menjalankan
sesuatu, atau keliru dalam menjalankan permasalahan, susah berfokus. Situasi kognitif
bisa pula menyangkut intelegensi rendah yang disebut retardasi mental (lemah
mental). Lemah mental dibagi menjadi tiga klasifikasi ialah: ringan dengan IQ
50-70, sedang dengan IQ 35-49, dan berat dengan IQ 20-34.
3. Situasi dalam
perkembangan Bahasa
Ketidakmampuan si kecil berkomunikasi secara bagus sebab
keterbatasan kesanggupan menangkap pembiocaraan si kecil lain atau tak sanggup
menjawab dengan benar. Kecuali itu, persoalan perkembangan bahasa berkaitan
dengan terbatasnya perbendaharaan kata nak, gangguan artikulasi seperti susah
menyuarakan huruf r, sy, l, f, z, s atau c.
4. Situasi dalam
Perkembangan Sosial
Sebagian persoalan sosial yang sering kali dialami si kecil
ialah: si kecil berharap menang sendiri, sok berkuasa, tak berkeinginan
menunggu giliran apabila sedang bermain bersama, senantiasa berharap dilihat
atau memilih-milih sahabat, agresif dengan sistem menyerang orang atau si kecil
lain, merebut mainan atau makana orang lain, merusak barang sahabat lain dan
ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan lingkungna baru.
5. Situasi dalam
Perkembangan Emosional
Sebagian persoalan dalam perkembangan emosionil si kecil
yang sering kali ditemukan ialah perasaan takut, perasaan kuatir,perasaan
sedih, naik pitam yang berlebihan, dengki hati, cemburu dan gampang
tersinggung. Untuk mengatasai masalah ini dibutuhkan deteksi dini berupa
pemeriksaan secara psikis. Pemeriksaan inidiperlukan untuk memahami fungsi
yang terkait denngan kesanggupan berdialog
dan berbahasa, seperti tingkat perkembangan sosial-emosionil si kecil.
6. Gangguan
lamban Belajar
Lamban belajar (sloe
learner) ialah naka yang mempunyai potensi intewlektual sedikit dibawah
noermal, keterlambatan berdialog seandainya diperbandingkan si kecil seusianya.
Terdapat sebagian indikator yang bisa diwujudkan tolok ukur bahwa seorang si
kecil mengalami lamban belajar ialah: kesusahan dalam pengucapan kata,
pembatasan jumlah kata yang minim, tak sanggup menemukan kata yang pantas
untuk suatu kalimat, kesusahan untuk
mempelajari dan mengenali angka, huruf dan nama-nama hari dalam seminggu,
kegelisahan yang benar-benar ekstrem dan gampang teralih perhatiannya.
7. Gangguan
Kesusahan Belajar Spesifik
Gangguan yang secara kongkrit ada pada si kecil yang
berkaitan tugas akademik terpenting, yang diduga disebabkan sebab elemen
disfungsi neurologis, bukan disebabkan sebab elemen intelegensi, ialah gangguan
membaca (disleksia), gangguan matematik (diskalkkulia), gangguan menulis
ekspresif (spelling dyslexia, speling disorder) dan gangguan belajar lainnya
tak spesifik.
Sebagian gangguan
matematika pendidiokan dan intelegewnsi si kecil dengan ciri:
a) Linguistik
(memahami istilah matematika, merubah soal artikel ke simbol matematika)
b) Perseptual
(kemapuan untuk memahami simbol dan mengurutkan golongan angka)
c) Matematik
d)
Atensional(mengkopi format dengan benar , mengoperasikan simbol dengan
benar)
B. Nasihat Situasi
si kecil
Berkaitan dengan masalah si kecil, berikut sebagian format
nasihat yang bisa dilaksanakan, bagus oleh guru ataupun orang tua dalam
menolong menyelesaikan masalah si kecil.
1. Periksalah
2. Pahamilah
3. Telatenlah
4. Bangkitkan
kepercayaan dirinya
5. Kenali arah
ketertarikannya
6. Meminimalisir
rangsang yang bisa mengacaukan pikiran dan fokusnya
7. Merancang
lingkungan rumah kondusif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar